CRITICAL BOOK REPORT
Contoh CBR (Critical Book Report) Lengkap Dengan Ringkasan Isi Buku - Review Book UINSU
Contoh CBR (Critical Book Report) Lengkap Dengan Ringkasan Isi Buku
Review Book UINSU
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang CBR
Ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah aku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku belajar-mengajar (oleh guru dan siswa yang berinteraksi). Sedangkan belajar dapat didefinisikan “Suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.” Perubahan bagian pribadi materiil yang kuantitatif mengalami pertumbuhan, sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan.
Agar pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembanganpeserta didik lebih mendalam, ada baiknya kita mempelajari psikologi pendidikan. Tentu bukan hanya belajar di bangku kuliah. Sebab apa yang kita pelajari di perkuliahan cenderung berupa teori. Sehingga untuk lebih memperdalam pemahaman serta untuk membangun pola pikir kritis mahasiswa, maka membaca buku psikologi pendidikan adalah solusinya.
Terlepas dari kesempurnaan sebuah buku, sebagai pembaca tentunya penulis memiliki tanggapan tersendiri untuk materi-materi tertentu. Dalam hal ini, tanggapan adalah apa yang muncul di kepala penulis saat membaca buku ini.
B. Tujuan CBR
Adapun tujuan dalam kritikal ini adalah:
• Memperdalam pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
• Membangun pola pikir kritis mahasiswa.
• Memenuhi tugas Psikologi Pendidikan.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari kritikal buku ini adalah sebagai referensi untuk para pembaca dan penulis.
BAB II
ISI BUKU
Contoh CBR (Critical Book Report) Lengkap Dengan Ringkasan Buku
A. Identitas Buku
Judul buku : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Prof. Dr. H. Djaali
Penerbit : PT Bumi Aksara
Tahun terbit : 2014
Halaman buku : 138 halaman
ISBN : (13) 978-979-010-002-2
Buku ini terdiri dari 6 Bab, dimana masing-masing Bab membahas hal yang berbeda. Adapun isi dalam tiap Bab dalam buku ini adalah:
Bab 1 : Kepribadian dalam pendidikan
Bab 2 : Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Bab 3 : Emosi, perkembangan sosial dan pembentukan karakter
Bab 4 : Teori kognitif
Bab 5 : Psikologi behavioristik
Bab 6 : Faktor-faktoryang mempengaruhi belajar
Buku Pembanding
Judul buku : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs. H. Mustaqim
Penerbit : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Belajar
Tahun terbit : 2001
Halaman buku : 197 halaman
ISBN : 979-9483-26-3
Buku ini terdiri dari 6 Bab, dimana masing-masing Bab membahas hal yang berbeda. Adapun isi dalam tiap Bab dalam buku ini adalah:
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Pertumbuhan dan perkembangan
Bab 3 : Belajar
Bab 4 : Prinsip-prinsip mengajar
Bab 5 : Potensi-potensi peserta didik
Bab 6 : Evaluasi pendidikan
BAB 1 KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN
Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yakni aspek kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality). Ilmu tentang kepribadian cakupannya sangat luas, yang pada perkembangannya teori ini sudah sangat maju dalam pengenalan lebih luas tentang kepribadian manusia. Kepribadian sangat perlu diketahui dan dipelajari karena kepribadian sangat berkaitan erat dengan pola penerimaan lingkungan social terhadap seseorang. Jika terdapat kesesuaian antara kepribadian yang dimiliki dengan lingungan social, akan terjadi keseimbangan diantara keduanya, sebaliknya jika terjadi ketidaksesuaian ai antara keduanya, maka akan timbul akibat yaitu orang tersebut akan mencari lingkungan social yang sesuai atau akan mengadakan penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya.
A. PENGERTIAN UMUM
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Sumber lain melihat, pribadi adalah akar structural dari kepribadian, sedangkan kepribadian adalah pola perilau seseorang di dalam dunia. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang sejati” dan kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku tertentu. G.W.Allport mengatakan bahwa pribadi adalah organisasi (susunan) dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Bruce Perry menemukan bukti bahwa perilaku buruk juga disebabkan oleh perubahan struktur dan kerja pada otak. Sebagai organisasi yang dinamis, artinya kepribadian itu dapat berubah-ubah dan antarberbagai komponen kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, emosi, perasaan, dan motif) memiliki hubungan yang erat. Kita dapat melihat bahwa kepribadian memiliki arti yang sangat khas dan kompleks, karena mengacu kepada suatu proses yang dapat dilakukan manusia sejak kecil hingga dewasa. Kepribadian manusia merupakan gabungan dari berbagai sifat dan konsep diri orang.
B. KELOMPOK TEORI KEPRIBADIAN
Beberapa tipe kepribadian akan dikemukakan berikut ini, dibatasi oleh pendapat yang dianggap cukup banyak diperbincangkan oleh para ahli:
1. Type Theory
Tokohnya adalah Galen, Ernest Kretschmer, William Sheldon.
1. Sanguine dengan kekuatan pengaruh zat darah, dicirikan dengan orang aktif, giat, dan atletis
2. Choleric dengan kekuatan pengaruh zat empedu kuning dicirikan dengan temperamen suka marah
3. Melankolik dengan kekuatan pengaruh zatempedu hitam dicirikan dengan mudah depresi atau sedih
4. Plegmatik dengan kekuatan pengaruh cairan lender dengan cepat lelah dan malas
2. Trait Theory
Tokohnya adalah Gordon Allport dan R.B.Cattell.
1. Common versus unique, artinya terdapat sifat-sifat umum yang dimiliki oleh semua orang dan orang yang memiliki sifat khusus dan tidak dimiliki orang lain
2. Surface versus source, artinya suatu sifat ada yang dengan mudah dapat dilihat dan ada yang harus dilakukan lebih jauh baru dapat kelihatan
3. Constitutional versus environmental mold, yaitu sifat yang tergantung pada pembawaan (constitutional) dan yang tergantung pada lingkungan
4. Dynamic versus ability and temperament, dynamic, artinya sifat yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan dan sifat yang menetukan kemampuan untuk mencapai tujuan dan temperamen adalah aspek-aspek emosional yang mengarahkan kepada aktivitas.
3. Psychoanalysis Theory
Tokohnya adalah Sigmun Freud yang mengatakan bahwa kepribadian manusia adalah pertarungan antara id, ego, dan super ego. Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh tingkatan psychosexual yang dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Oral stage: umur 0-1/2 tahun dicirikan dengan kesenangan pada bagian mulut dan bibir seperti ngemut, menggigit, dan menelan
2. Anal stage: umur 1,5-3 tahun dicirikan dengan sering mempermainkan sesuatu yang keluar dari analnya.
3. Phallic stage: umur 3-6 tahun sangat tertarik pada bagian-bagian vitalnya.
4. Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Teori ini melihat manusia sebagai pribadi unik dan sangat individual sifatnya, artinya kepribadian seseorang dalam perkembangannya, sangat dipengaruhi oleh faktorlingkungannya, dalam hal ini orangtua dan orang tang menjadi panutannya.
C. TOKOH KEPRIBADIAN
1. Larry A.Hjelle dan Daniel J.Ziegler
Teori-teori kepribadian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut:
a. Psikoanalis: yang menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri dan konflik batiniah,
b. Prospetif dari kepribadian psikologi dari behaviorisme: memandang manusia lebih lunak dan mudah dibentuk, dan korban yang pasif dari kekuatan-kekuatan di dalam lingkungan
c. Humanic psychology: yang merupakan perspektif terbaru dalam kepribadian manusia yang mempersembahkan suatu gambaran yang sangat berbeda tentang manusia yang satu dengan yang lain
2. Ericson
Tahapan Usia (dalam tahun) Karakteristik
Sukses >< Gagal
Bayi awal 0-1 Percaya >< tidak percaya
Bayi lanjut 1-3 Otonomi >< malu dan ragu-ragu
Anak-anak awal 4-5 Inisiatif >< merasa bersalah
Anak-anak pertengahan 6-11 Ketekunan >< rasa rendah diri
Masa puber 12-20 Membuktikan kemampuan >< kekacauan peran
Dewasa awal 20-30 Kekariban >< pengasingan
Dewasa pertengahan 30-65 Menyamaratakan >< tidak aktif
Dewasa lanjut Diatas 65 Menggabungkan >< putus asa
3. Algyris
Chris Algyris meyakini bahwa orang yang sehat mencoba mendapatkan atau menuntut situasi yang menawarkan otonomi, perlakuan yang sama, dan kesempatan untuk menonjolkan kemampuannya dalam masalah yang rumit. Kesempatan itu cenderung bergerak dari ketidakmatangan menuju kematangan dari :
a. Keadaan pasif ke pengembangan aktif;
b. Ketergantungan ke kemandirian;
c. Sejumlah rata-rata berkelakuan baik ke alternative pilihan yang jelas;
d. Minat yang dangkal atau sederhana ke minat yang penting atau bermanfaat;
e. Perspektif waktu yang singkat ke perspektif waktu yang lebih leluasa;
f. Posisi subordinasi ke cara memandang dirinya sebagai superordinat;
g. Miskinnya kesadaran terhadap dirinya ke kesadaran tentang dirinya.
4. Sheehy
Perkembangan orang dewasa ditempuh melalui lima tahap krisis sebagai berikut:
a. Periode pulling up roots
b. The trying twenties
c. The cath thirties
d. The deadline decade
e. Renewal or regisnation
5. Sheldon
Menurut Sheldon, manusia dilihat dari segi morphology dapat dibedakan menjadi hal-hal berikut:
a. Endomorph, dengan ciri-ciri gemuk, suka makan, lamban bereaksi, dan suka berteman
b. Mesomorph, dengan ciri-ciri atletis, agresif, dan suka hal-hal yang menantang
c. Ectomorph, dengan ciri-ciri kurus, cepat dalam bereaksi, dan suka hal-hal yang bersifat privacy.
6. Carl Gustav Jung
Menurut Carl Gustav Jung, kepribadian dalam individu dapat dibedakan antara dua sisi yang introvert serta extrovert. Pada diri individu yang introvert umumnya memiliki sifat-sifat cenderung menarik diri, suka bekerja sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam mengambil keputusan, dan cenderung tertutup secara social. Individu yang extrovert, pada umumnya memiliki ciri-ciri suka berpandangan atau berorientasi keluar, bebas dan terbuka secara social, berinat terhadap keanekaan, sigap dan tidak sabar dalam menghadapi pekerjaan yang lamban, dan suka bekerja kelompok.
7. Eric Berne
Eric Berne memperkenalkan suatu metode untuk menganalisis kepribadian sesseorang dengan melihat tigkah laku mereka yang dominan pada suatu saat, dan bila ini menjadi kebiasaan yang terus-menerus dapat dikatakan manusia memiliki kecenderungan tipe kepribadian tertentu. Dalam cara berpikir dan berperilaku, dalam oerasaan dan cara menghadapi kenyataan hidup ternyata terdapat beberapa corak yang berbeda, sehingga didapat konsep ego state yang menampakkan kepribadian seseorang. Berne membedakan ego state manusia dalam tiga tipe kepribadian yang berbeda, yakni kanak-kanak (child), orangtua (parents), dan dewasa (adults).
D. FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Perubahan dalam kepribadian tidak terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil dari pematangan, pengalaman, tekanan dari lingkungan social budaya, dan faktor-faktor dari individu.
1. Pengalaman awal
2. Pengaruh budaya
3. Kondisi fisik
4. Daya tarik
5. Inteligensi
6. Emosi
7. Nama
8. Keberhasilan dan kegagalan
9. Penerimaan social
10. Pengaruh keluarga
11. Perubahan fisik
BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
Konsep pertumbuhan dan perkembangan menjadi sumber penting untuk menjelaskan aspek psikologi pembelajaran.Untuk itu dalam bab ini duraikan terlebih dahulu tentang konsep pertumbuhan baik secara pribadi,kelompok,maupun sebagai pribadi yang kompleks.Uraian berikutnya adalah tentang konsep perkembangan yangmeliputi bagaimana prinsip dan hukum-hukum perkembangan dan konsep yang lebih penting lagi dalam konteks pendidikan adalah tahap perkembangan pribadi manusia,serta secara mendalam diuraikan tentang tugas perkembangan itu sendiri.Dalam konteks inilah dikaji tentang peran teori perkembangan dalam pendidikan anak dari masa kecil sampai dengan dewasa.Setelah mengetahui konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam pendidikan,maka diperlukan aksentuasi proses dalam berpendidikan. Bentuk aksentuasi tersebut antara lain dalam hal emosi,perkembangan interaksi soaial,dan pembentukan karakter sebagai manusia.
BAB III EMOSI, PERKEMBANGAN SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
1. Pengertian Emosi
Menurut Kaplan dan Saddock,emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung komponen kejiwaan,badan,dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan mood.Affect merupakan eksperesi sebagai tampak oleh orang lain dan affect dapat bervariasi sebagai respon terhadap perubahan emosi,sedangkan mood adalah suatu perasaan yang meluas,meresapa dan terus-menerus yang secara subjektif dialami dan dikatakan oleh indidvidu dan juga dilihat oleh orang lain.
2. Timbulnya Emosi
a) Rangsangan yang menimbulkan Emosi
Intesitas dan lamanya respon emosional sangat ditentukan oleh kondisi fisik dan mental dari indidvidu itu sendiri,juga faktor lain yang sangat menentukan adalah stimulus itu sendiri.dapat dikatakan bahwa emosi akan berlangsung terus selama stimulusnya ada dan yang menyertainya masih aktif.
b) Perubahan Fisik dan Fisiologis
Jenis perubahan secara fisik dapat dengan mudah kita amati pada diri seseorang selama tingkah lakunya dipengaruhi emosi,misalnya dalam keadaan marah,cemburu,bingung dan lain-lain.Adapun secara fisiologis perubahan yang terjadi tidak tampak dari luar,biasanya dapat diketahui melalui pemeriksaan atau tes diagosis dari para ahli ilmu jiwa.
3. Perkembangan Emosional Selama Pertumbuhan
a. Selama Masa Awal
Menurut Bridges,emosi anak akan berkembang melalui pengalaman,sekalipun masih dangkal dan berubah-ubah.Ketika emosi bayi diungkapkan dalam bentuk amarah dan takut dengan menangis atau gemetar
b. Fase Selanjutnya
Perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakin lama semakin halus dalam mengekspresikan sampai masa remaja.Peralihan ekspresi emosi yang tadinya kasar,karena terpengaruh latihan dan kontrol,berangsur-angsur tingkah laku emosionalnya berubah.
c. Perkembangan Akhir
Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya sehubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya.Semakin dewasa,ia akan semakin dapat mengungkapkan dengan jelas emosinya.
4. Jenis Emosi Khas dan Cara Mengontrol
a. Takut
Rasa takut pada permulaan masa anak-anak itu berpengaruh kuat pada perkembangan kepribadian individu.akan tetapi,setelah anak tumbuh dewasa ia dapat menekan secara bertahap rasa takutnya .Rasa takut juga dapat berguna sebagai tindakan preventif agar risisko atau kerusakan dapat dihindari.
b. Marah
Nilai marah adalah beberapa nilai atau manfaat yang diberikan oleh rasa marah,karena kemarahan dapat digunakan sebagai serangan balik dalam usahanya mengatasi rasa takut.Dengan menggunakan kemarahannya seseorang dapat dikejutkan dan dibangkitkan dari kemalasannya.Kontrol atas kemarahannnya dilakukan dengan cara mengalihka stimulus sumber kemarahan.
c. Afeksi
Ternyata selama perkembangan menuju dewasa,rasa kasih sayang dari orang lain untuk mendatangkan rasa aman tetap dibutuhkan.Dengan demikian,sadarlah dia bahwa kehadirannya memang disukai atau diinginkan.
d. Simpati
Kemampuan menyatakan simpati ini tidak datang secara almiah,tetapi memerluka proses latihan yang lama alam kesadaran sosial.Semakin sama pengalaman seorang simpatisan terhadap orang yang disimpatikan,maka akan semakin perasaan yang lebih jelas.
5. Fungsi Emosi dalam Kehidupan
a. Pengaruh Emosi pada Tingkah Laku
Tekanan emosional juga seringkali disebabkan oleh apa yang dikerjakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minatnya.
b. Kematangan Emosional
Sikap adalah keadaan dimana selalu ada kesiapan untuk bertindak.sikap merupakan hasil akumulasi dari pengalaman yang mempengarhi kehidupandalam kegiatan langsung.
BAB IV TEORI KOGNITIF
A. PENDAHULUAN
Psikologi kognitif mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-19, yaitu dengan lahirnya teori belajar gestalt, dan salah satu tokoh psikologi gestalt adalah Mex Werteimer, dimana meneliti pengamatan dan problem solving.kemudian dilanjutkan oleh Kurt Kaffka yang mencoba untuk menguraikan secara teperinci hukum-hukum pengamatan.Tokoh yang lain adalah Wolfgang Kohler yang meneliti tentang insight pada simpanse. Hasil penelitian tokoh tersebut telah memunculkan ‘psikologi gestalt’’ yang mengutamakan pembahasan pada masalah konfigurasi struktur, dan pemetaan dalam pengalaman.
B. INTELIGENSIA
Perkataan inteligensi berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut Stern, inteligensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Menurut Piaget, inteligensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus.
Jalur belajar kegiatan kognitif dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Fase motivasi:anak sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri.
2) Fase konsentrasi:anak khusus memperhatikan unsur yang relevan,sehingga terbentuk pola perseptual tertentu.
3) Fase mengolah: anak menahan informasi dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
4) Fase menyimpan: anak menyimpan informasi yang telah diolah ke dalam ingatan.
5) Fase menggali 1:anak menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan yang tersimpan dalam ingatan mereka dan memasukkan kembali ke dalam working memory.
6) Fase menggali 2: anak menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan mereka dan mempersiapkan sebagai masukan bagi fase prestasi.
7) Fase prestasi: informasi yang telah disimpan digali kembali untuk memberikan prestasi mereka.
8) Fase umpan balik: anak mendapat konfirmasi sejauh prestasinya.
C. PERKEMBANGAN INTELIGENSI
Fase-fase jalur belajar pengaturan kegiatan kognitif adalah sebagai berikut.
1. Fase motivasi: untuk mendapat motivasi siswa harus memeras otaknya sendiri.
2. Fase konsentrasi: anak harus mengamati dengan cermat,jika penyelesaian masalah memerlukan pengamatan.
3. Fase pengolahan: anak harus menggali dari ingatannya terhadap siasat yang pernah digunakan untuk mengatasi hal serupa, yang cocok untuk suatu problem.
4. Fase umpan balik:konfirmasi tepat dan tidaknya penyelesaian yang di tempuh.
a. Tahap Sensorik-Motorik
Selama tahap sensorik-motorik (0-2 tahun), bayi mulai menakpilkan perilaku reflektif, dengan melibatkan perilaku yang inteligen. Dengan demikian, kematangan seseorang terjadi dari interaksi sosial dengan lingkungan (asimilasi dan akomodasi).perilaku sensorik-motorik menjadi tambah berbeda,sehingga konstruksi dan perilaku progresif termasuk dalam kategori perilaku intensional.Bayi berkembang means-end,perilaku pemecahan masalah.
b. Tahap Berpikir Praoperasional
Selama tahap praoperasional (2-7 tahun), perilaku intelektual bergerak dari tingkat sensorik-motorik menuju ke tingkat konseptual.pada tahap ini terjadi perkembangan yang cepat dari keterampilan representasional termasuk didalamnya kemakpuan berbahasa, yang menyertai perkembangan konseptual secara cepat dari proses ini.
c. Tahap Berpikir Operasional Konkret
Tahap operasional konkret anak (7-11 tahun) berkembang dengan menggunakan berpikir logis. Anak-anak dapat memecahkan masalah konservasi dengan maslah yang konkret.
d. Tahap Berpikir Operasional Formal
Selama tahap operasional formal (11-15 tahun), struktur kognitif menjadi matang secara kualitas, anak mulai dapat menerapkan operasi secara konkret untuk semua masalah yang dihadapi di dalam kelas. Anak dapat menerapkan berpikir dari masalah hipotesis yang berkaitan dengan masa yang akan datang.
Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, dapat digunakan tes IQ (Intelligence Quotient) misalnya dari Binet Simon. Dari hasil Binet Simon, dibuatlah penggolongan inteligensi sebagai berikut:
1) Genius > 140;
2) Gifted >130;
3) Superior >120;
4) Normal 90-110;
5) Debil 60-79;
6) Imbesil 40-55;
7) Idiot >30.
D. BEBERAPA TEORI INTELIGENSI
A. Teori Faktor (Charles Spearman)
Teori faktor berusaha mendeskripsikan struktur inteligensi, yaitu terdiri atas dua faktor utama, yakni’’g’’(general) yang mencakup semua kegiatan intelektual yang dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai derajat tertentu,dan faktor’’s’’(specific) yang mencakup berbagai faktor khusus yang relevan dengan tugas tertentu.
B. Teori Struktur Inteligensi (Guilford)
Menurut Guilford struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga parameter, yaitu operasi,produk, dan konten.
C. Teori Multiple Intelligence (Gardner)
Menurut Gardner, inteligensi manusia mamiliki tujuh dimensi semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kisnestik fisik, sosial interpersonal, dan intrapersonal.
D. Teori Uni Factor (Wilhelm Stern)
Menurut teori ini, inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum.Oleh karena itu, cara kerja inteligensi juga bersifat umum.
E. Teori Multifaktor (E.L. Thorndike)
Menurut teori ini inteligensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara stimulus dengan respons.
F. Teori Primary Mental Ability (Thurstone)
Teori mencoba menjelaskan tentang organisasi inteligensi yang abstrak,dengan membagi inteligensi menjadi kemampuan primer, yang terdiri atas kemampuan numerical/matematis, verbal atau bebahasa, abstraksi, berupa visualisasi atau berpikir, membuat keputusan, induktif maupun deduktif, mengenal atau mengamati, dan mengingat.
G. Teori sampling (Godfrey H.Thomsom)
Menurut teori ini, inteligensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh pikiran manusia.
H. Entity Theory
Menurut teori ini, inteligensi atau kecerdasan adalah kesatuan yang tetap dan tidak berubah-ubah.
I. Incremental Theory
Menurut teori ini, seseorang dapat meningkatkan inteligensi/kecerdasannya melalui belajar.
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELIGENSI
Faktor yang mempengaruhi inteligensi antara lain sebagai berikut.
1) Faktor pembawaan, dimana faktor ini di tentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
2) Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
3) Faktor pembentukan, di masa pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
4) Faktor kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5) Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
F. TEORI BELAJAR KOGNITIF
1. Cognitive Field (Kurt Lewin)
Teori belajar cognitive field menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial,karena pada hakikatnya masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang di sebut life space.Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil pertemuan dari dua kekuatan.
2. Cognitive Development (Piaget)
Perkembangan intelektual adalah kualitatif, bukan kuantitatif.Inteligensi itu terdiri atas tiga aspek, yaitu:
1) Struktur atau scheme ialah pola tingkah laku yang dapat diulang;
2) Isi atau content ialah pola tingkah laku spesifik, ketika seseorang menghadapi suatu masalah;
3) Fungsi atau function adalah yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan intelektual.
3. Teori Benyamin S.Bloom
Sebuah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan enam tahap sebagai berikut.
1) Pengetahuan (knowledge) ialah kemampuan untuk menghafal, mengingat, atau mengulang informasi yang pernah di berikan.
2) Pemahaman (comprehension) ialah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.
3) Aplikasi (application) ialah kemampuan menggunakan informasi, teori, dan aturan pada situasi baru.
4) Analisis (analysis) ialah kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian –bagian serta hubungannya.
5) Sintesis (synthesis) ialah kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk satu pola pemikiran yang baru.
6) Evaluasi (evaluation) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
BAB 5 PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
A. PENDAHULUAN
Perilaku atau behavior dari peserta didik dan pendidik merupakan massalah penting dalam psikologi pendidikan. Perilaku sebelum menguasai atau memahami merupakan objek pengamatan dari kelompok behavioris. Salah satu fungsi psikologi pendidikan adalah dasar perilaku manusia.
B. ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
Psikologi behavioristik merupakan salah satu dari tiga aliran psikologi pendidikan yang tumbuh dan berkembang secara beruntun dai period eke periode. Dalam perkembangan aliran psikologi tersebut bermunculan teori belajar, yang secara garis besar dikelompokkan pada dua teori belajar, yang secara garis besar dikelompokkan pada dua teori belajar, yaitu teori belajar conditioning dan teori belajar connectionism.
C. TEORI BELAJAR CONDITIONING
1. Teori classical conditioning
a. Ivan Pavlov
Pavlov berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan. Guru yang menganut pandangan ini bahwa masa lalu dan pada masa sekarang dan segenap tingkah laku merupakan reaksi terhadap lingkungan mereka merupakan hasil belajar.
b. John B.Watson
Watson berpendapat bahwa belajar merupakan proses terjadi refleks atau respons bersyarat melalui stimulus pengganti. Menurut teori conditioning, belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi.
c. Teori Conditioning (Guthrie)
Teori ini mengemukakan bagaimana cara atau metode untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik berdasarkan teoi conditioning ini. Tingkah laku manusia secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan tingkah laku yang terdiri atas unit-unit.
2. Teori operant conditioning (Skinner)
Teori operant conditioning dari Skinner penganut behaviorisme yang dianggap controversial, dengan teori pembiasaan perilaku responnya, merupakan teori belajar yang paling mudah dan masih sangat bepengaruh di kalangan psikologi belajar masa kini. Di dalam karyanya, tingkah laku terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri. Skinner membedakan dua macam respons, yaitu respondent response dan operant response.
3. Teori Systematic (Clark C. Hull)
Teori ini menggunakan prinsip-prinsip yang miripdengan yang dikemukakan behavioris lainnya, yaitu dasar stimulus respons dan adanya reinforcement. Teori ini juga dalam usahanya mengembangkan teori belajar. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan keuasan motif yang menyebabkan timbulnya usah belajar oleh respons yang dibuat individu itu.
4. Teori belajar connectionism (Thorndike)
Menurut teori ini, proses belajar melalui proses trial and error (mencoba-coba dan megalami kegagalan), dan law of effect: merupakan segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.
5. Teori Bandura
Menurut A. Bandura, belajar itu lebih dari sekedar perubahan perilaku. Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan perilaku yang didasari oleh pengetahuannya tersebut (teori kognitif social). Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.
6. Classical Conditioning
7. Teori Conditioning
8. Operant conditioning
9. Teori systematic behavior
10. Teori connectism
D. FAKTOR DARI DALAM DIRI
1. Kesehatan
2. Inteligensi
3. Minat dan motivasi
4. Cara belajar
E. FAKTOR DARI LUAR DIRI
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat
4. Lingkungan sekitar
BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
A. MOTIVASI
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas sebaik-baknya berdasarkan standar keunggulan.
1. Motivasi Berprestasi
Dalam perjalanan hidupnya, tiap orang akan banyak mengalami peristiwa, dimana harapannya tidak selamanya terpenuhi. Hal ini mengakibatkan adanya berbagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, dan oleh karena itu dalam diri seseorang akan terdapat berbagai primary affect yang merupakan sumber berbagai motif. Ia juga akan banyak mengalami peristiwa, dimana berbagai isyarat menyertai berbagai situasi afeksi dalam dirinya. Ini berarti, dalam proses perkembangannya ia mempelajari (dan demikian akan memperoleh) berbagai motif.
2. Pengertian Achievment
Suatu prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan (expectation). Harapan seseorang terbentuk melalui belajar dalam lingkungannya. Oleh karena itulah motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas sebaik-baiknya yang mengacu kepada standar keunggulan.
3. Karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.
2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya
3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya
4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain
5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik
6. Tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
4. Motivasi berprestasi dan prestasi belajar
Siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi yang akademis apabila:
1. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginannya untuk berhasil;
2. Tugas-tugas di dalam kelas cukup member tantangan, tidak perlumudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.
5. Penerapan di bidang administrasi pendidikan
a. Motivasi berkarier
Orang-orang yang motivasi berkariernya baik dtandai dengan:
1. Menyukai situasi kerja yang menuntut tanggung jaawab pribadi, sebagai tantangan untuk maju;
2. Memilih tujuan yang realistis sebagai upaya untuk mengembangkan karier;
3. Cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mengharapkan cepat memperoleh umpan balik;
4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk menunjukkan kemajuan prestasinya.
b. Motivasi pelayanan
Seseorang yang motivasi pelayanannya baik memiliki tanda-tanda:
1. Menyukai kesungguhan dalam bentuk gairah untuk melayani konsumen;
2. Senang menciptakan cara-cara baru dan menarik untuk meningkatkan layanan;
3. Memiliki sikap proaktif, yaitu mengambil inisiatif yang tepat;
4. Menyambut hangat para konsumendengan keyakinan bahwa pelayanan mampu menemukan penyelesaian (yang positif);
5. Tidak hanya menunaikan pekerjaan saja, tetapi juga melibatkan rasa cita dan bangga serta memberikan pengalaman positif kepada konsumen.
c. Motivasi kerja
Seorang yang motivasi bekerjanya tinggi ditandai dengan:
1. Menyukai tugas kantor yang menuntut tanggung jawab pribadi;
2. Mencari situasi dimana pekerja memperoleh umpan balik dengan segera baik dari pimpinan maupun teman sejawat;
3. Senang bekerja sendiri, sehingga kemampuan diri dapat dikedepankan;
4. Senang bersaing mengungguli prestasi bekerja orang lain;
5. Memiliki kemampuan menangguhkan pemuaan keinginan demi pekerjan;
6. Tidak tergugah sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya.
B. SIKAP
1. Pengertian sikap dan belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk betindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup. Adapun belajar menunjuk kepada suatu cabang belajar yaitu belajar dalam arti sempit, khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar menurut Morgan dkk. merupakan setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
2. Konsep sikap belajar
Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Siakp belajar penting didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses belajar mengajar. Sikap belajar siswa akan berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut.
3. Peranan sikap belajar
Sikap belajar ikut berperan dalam menemukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswayang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negative.
4. Penerapan di bidang administrasi pendidikan
Di sini akan diberikan tiga contoh variabel bidang administrasi pendidikan yang berkaitan dengan konsep/variabel sikap, yaitu:
1. Sikap social di lingkungan kerja,
2. Sikap guru terhadap kebijaksanaan awal “kepala sekolah baru”, dan
3. Sikap kerja.
C. MINAT
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh keudian.
D. KEBIASAAN BELAJAR
1. Pengertian
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
2. Peranan kebiasaan belajar dalam kegiatan belajar
Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting, siswa mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.
3. Peranan di bidang administrasi pendidikan
Kebiasaan kerja seseorang ditandai dengan kecenderungan perilaku yang:
1. Peduli kepada kosumen, pelanggan, teman, atau teman sejawat,
2. Selain member perhatian yang cermat terhadap konstituensi, konsumen, pelanggan, atau teman sejawat, dan
3. Menunjukkan komitmen tinggi
E. KONSEP DIRI
1. Pengertian
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu:
1. Kemampuan
2. Perasaan mempunyai arti bagi orang lain
3. Kebajikan
4. Kekuatan
2. Penerapannya di bidang administrasi pendidikan
Konsep diri dari mahasiswa yang baik-baik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Pandangan mahasiswa terhadap kemaampuan sendiri dihubungkan dengan tujuan sebagai manajer pendidikan
2. Perasaan mahasiswa tentang kebermaknaan dirinya dan kaitannya dengan calon manajer pendidikan
3. Pandangan mahasiswa terhadap kebajikan yang ada dalam dirinya
4. Pandangan mahasiswa terhadap kekuatan yang dihubungkan dengan proses persiapan menjadi manajer pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
1. Untuk setiap materi dalam bab dijelaskan secara mendetail dan penjelasannya hanya mencakup materi yang terdapat dalam sub bab sehingga para pembaca tidak perlu mencari arti dari penjelasan materi karena dalam bukunya sudah lengkap dipaparkan.
2. Pemaparan materi dalam buku ini memuat referensi yang banyak sehingga dapat meyakinkan pembaca kalau buku ini sudah merupakan revisi dari buku-buku yang disebutkan.
3. Dalam buku ini lebih mengacu ke pemikiran para pembaca bagaimana para pembaca memandang situasi yang terjadi dan bagaimana cara pembaca mengatasi hal-hal tersebut.
4. Buku ini masih dapat digunakan atau masih dapat dikatakan mutakhir karena tahun terbit buku yang masih 3 tahun silam.
B. Kekurangan Buku
1. Dalam buku ini tidak dipaparkannya pendahuluan atau pengantar psikologi pendidikan tersebut.
2. Dalam buku ini tidak dipaparkan rangkuman yang lengkap dari bab yang sudah dibahas sehingga pembaca tidak dapat mengingat kembali materi yang sudah dibaca dan tentu pembaca akan kurang mengerti mengenai materinya.
3. Dalam buku terdapat kesalahan peletakan tanda baca dan juga memakai bahasa yang diulang-ulang yang seharusnya tidak perlu penambahan kata lagi dalam kalimat tersebut.
4. Tidak adanya test psikologi dalam buku utama seperti dalam buku pembanding yang mana dapat menarik minat pembaca untuk membaca bukunya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku karangan Prof. Dr. H. Djaali ini memuat materi yang cukup jelas dan dapat menjadi referensi juga untuk para mahasiswa dan juga pembaca kalangan umum. Materi yang dipaparkan juga dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca karena bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti dan kita dapat mengetahui hal-hal yang kemungkinan terjadi dalam dunia keseharian kita sehingga kita diajak untuk memahami masalah-masalah yang mungkin terjadi. Dan juga materi dalam buku ini dapat jadi modal pengetahuan untuk para calon pendidik bagaimana mengetahui perkembangan pendidik dan cara menghadapi peserta didik.
B. Saran
Untuk lebih memperjelas pemahaman, disarankan agar pembaca juga mencari referensi yang lain agar pemahaman pembaca mengenai psikologi pendidikan sebagai pengetahuan mengenai peserta didik dan tenaga pendidik tersebut dan juga masalah-masalah yang mungkin terjadidalam dunia pendidikan dan bagaimana usaha untuk menanggulanginya.
Posting Komentar
0 Komentar
Mari Berdiskusi Tentang Topik Ini